[Transportasi Udara]

LEBIH NYAMAN TERBANG PAKE MASKAPAI APA?


Tulisan ini sebagai bentuk refleksi rindu atas rumah yang hanya mampu saya sambangi satu taun sekali ketika liburan idul fitri tiba saja. Tidak bermaksud ingin melemahkan atau melebihkan salah satu maskapai hanya saja sebagian dari pengalaman yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca, apalagi saat ini musim mudik pelajar/mahasiswa telah didepan mata setelah kurang lebih dua minggu lamanya melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) ganjil khususnya Universitas Islam Indonesia kampus islami saya tercinta. 

   Bagi kebanyakan mahasiswa dari luar Yogyakarta beberapa diantaranya menggunakan transportasi udara sebagai pilihan untuk sampai kekampung halaman selain hemat waktu juga hemat tenaga sehingga kepraktisan tersebut pun akan sebanding dengan tiket yang harus dibayarkan tapi menurut saya tak masalah asalkan sesuai dengan pelayanan yang didapatkan. Berikut adalah beberapa maskapai yang pernah saya gunakan untuk sampai ke pulau sebrang Sumatra. Merupakan opini pribadi berdasarkan pengalaman yang pernah didapatkan dari beberapa maskapai penerbangan bukan berdasarkan parameter penerbangan atau asosiasi penerbangan sipil internasional semacam SkyTrax, IATA, ICAO, FAA atau apapun itu, karna saya memang orang awam untuk hal tersebut.

1. GARUDA INDONESIA


Mungkin banyak penumpang yang satu pemikiran dengan saya untuk pelayanan dan fasilitas yang disediakan sesuai dengan harga mahal yang harus kita bayarkan. Maka, wajar saja jika maskapai penerbangan Garuda Indonesia sering mendapatkan penghargaan baik nasional maupun international salah satunya “The World’s Best Cabin Crew 2016”. Kenyamanan yang saya peroleh ketika terbang menggunakan pesawat ini tidak ada yang menyamakan dengan maskapai lain, tempat duduk yang luas dan high class, tersedianya makanan ringan seperti Tango, terdapat beberapa majalah yang bisa dijadikan bahan bacaan dibelakang kursi penumpang, adanya USB dan Stop kontak disetiap kursi, tempat duduk yang dapat disesuaikan, adanya pijakan kaki, kemudian LCD TV (in-fligt entertaiment system) sehingga ketika didalam pesawat penumpang dapat melihat/memantau sudah sampai mana penerbangan ini, serta saya juga bisa memilih beberapa hiburan seperti film, musik dan lain sebagainya dari layar tersebut.

[Event 2] JAVA EDUCATION FESTIVAL (JEF) YOGYAKARTA

BIG EVENT AWAL TAHUN 2017
JAVA EDUCATION FESTIVAL (JEF) YOGYAKARTA



Setelah postingan panjang lebar sebelumnya sekarang baru akan saya perkenalkan lebih detail di postingan yang akan membahas mengenai kegiatan di hari kedua pelaksanaan JEF. Apasih JEF? Mungkin sebagian dari peserta atau bahkan penyelenggara sendiri bertanya-tanya sebenarnya JEF itu apa, bagaimana dan mengapa JEF. JEF adalah singkatan dari Java Education Festival yang dilaksanakan di kota Yogyakarta sebagai tempat kedua pelaksanaan setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Jakarta. Awal tahun dipilih sebagai eksekusi kegiatan ini yaitu pada tanggal 14-15 Januari 2017, di JEC Yogyakarta. Java Education Festival (JEF) adalah festival pendidikan tinggi, beasiswa dan budaya yang bukan hanya terbesar, tetapi juga sangat eksklusif dan strategis. Namun jangan salah sangka acara ini bukan seperti festival biasa layaknya pawai dijalanan, jelas jauh berbeda dikarnakan fokus kegiatan adalah pada dunia pendidikan sehingga hal-hal yang dtampilkan pada pameran yakni seputar Universitas negeri dan swasta, Beasiswa luar dan dalam negeri, kerajinan asli Indonesia , dan beberapa booth lain yang memberi manfaat tidak hanya untuk siswa maupun mahasiswa melainkan praktisi dunia pendidikan pun terlihat ikut antusias diantaranya.

Minggu, 15 Januari 2017  

Seperti biasa sebelum kegiatan seluruh panitia dan para koor melakukan briefing terlebih dahulu, sudah ada beberapa peserta nampak berdiri dan menunggu di tangga padahal registrasi baru akan dimulai pukul 08.00, cukup bikin terharu melihat antusias mereka ada beberapa yang menyender didinding ataupun duduk-duduk ditangga dan ketika registrasi dibuka mulailah banyak antrian. Sepertinya kejadian pada hari pertama benar-benar jadi pembelajaran sehingga pada hari kedua suhu di ruangan Expo jauh lebih baik dari sebelumnya, dan tentunya ini akan membuat para peserta dan penjaga booth pun tidak kegerahan lagi (read:AC).

Pada hari kedua ini dilaksanakan kembali talkshow secara paralel antara ruang Yudhistira A dan Yudhistira B di lantai 2, dengan mengusung tema diskusi Inspirasi dan Interaktif yakni mengenai Sosialisasi beasiswa BIDIKMISI, Dream Building to be an Inspirative Teacher / Lecture dan Kiat-kiat memilih perguruan tinggi yang baik. Cuaca pagi itu sangat dingin, ditambah lagi sedang hujan dan AC yang sangat dingin didalam ruangan malah menjadi keluhan kembali oleh peserta bahkan sampai ada peserta yang keluar dan menanyakan Mb, Maaf adakah acara yang di ruangan tidak ber AC? oh tidak ada mas seluruh kegiatan talkshow kita didalam ruangan ber AC semua dan ia pun pergi entah kemana. Dari kemarin permasalahan yang sering dikeluhkan bukan tentang acaranya melainkan tentang pendingin udaranya so proud of JEF.

Kemudian di ruangan berbeda sedang dilaksanakan talkshow yang berkaitan dengan industri dari PT Bank Mandiri, PT Sarinah, PT Permodalan Nasional Madani dan juga PT Wijaya Karya Tbk saya pun lebih tertarik masuk kedalam ruangan Yudhistira B karna lebih pada membahas tentang dunia bisnis mulai dari jatuh bangun dalam membangun usaha, legawa dan bangga ketika yang kita bantu malah lebih sukses dari kita dan lain sebagainya banyak cerita yang beliau-beliau sampaikan dari para penggiat industri tersebut.

Seminar yang ditunggu-tunggu memang selalu berada di penghujung acara yakni SEMINAR BEASISWA TINGGI, dari Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Ristekdikti RI, Beasiswa DAAD Jerman, Beasiswa Australia Awards yang boothnya selalu ramai pengunjung akhirnya baru bisa berkunjung ke booth pada hari keduanya, Beasiswa Hoshizora oleh ibu Reky Martha dan terakhir adalah Beasiswa IFI Campus France. Diruangan seminar bahkan beberapa peserta tidak mendapatkan bangku dan mereka rela berdiri diluar ruangan, ataupun duduk lesehan demi mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi dari para pembicara. Lebih mengesankannya adalah seluruh pembicara tidak ada yang diwakilkan meskipun datang dari beberapa negara, sehingga ketika translator mentransletkan tiap kalimat yang disampaikan pembicara malah mengundang gelak tawa peserta.

    Jika ada yang berfikiran bahwa event sebesar JEF ini di naungi sebuah EO besar yang berdiri sudah lama, nyatanya salah besar kegiatan ini diselenggarakan oleh yayasan Insan Mahardhika (IMF)yang baru saja terbentuk sekitar lima bulan dan saya sendiri selaku panitia tidak menyangka sekaligus bangga mendengar itu semua bisa ikut andil didalam acara sebesar ini apalagi beberapa pendiri sebagian besarnya adalah dosen kampus Universitas Islam Indonesia, JEF sendiri dilaksanakan sebagai Grand Launching yayasan tersebut. 

     Meskipun pasti tetap ada kekurangan disana sini cukup bisa terkendali dan itu adalah wajar, Appreciate for kurang lebih 86 panitia didalamnya bekerja sangat apik sehingga event tahuan seperti JEF dapat dilaksanakan secara menarik. Berikut adalah dokumentasi All Crew yang berhasil diabadikan pada hari kedua. Sukses buat kita semua dan sampai jumpa di event luar biasa berikutnya.


















  Sebagai panitia  tentunya tak ingin melewatkan beberapa pernak pernik Expo yang akhirnya dapat dibawa pulang.

















 Acara ini diliput dan mendapat apresiasi positif oleh beberapa media salah satunya adalah MetroTV .


[Event] JAVA EDUCATION FESTIVAL (JEF) YOGYAKARTA

BIG EVENT AWAL TAHUN 2017
JAVA EDUCATION FESTIVAL (JEF) YOGYAKARTA

Alhamdulillah, seluruh rangkain acara yang berlangsung selama dua hari ini berjalan dengan sukses dan lancar meskipun sebenarnya kami sebagai panitia melaksanakan gladi kotor dan dan gladi bersih yang dilaksanakan pada tanggal 13-14 Januari 2017 untuk acara ini saja sangat tidak maksimal hanya 3 jam saja kami membahas acara dan kegiatan dalam dua waktu gladi tersebut selama dua hari sebelum hari H tapi ternyata saya berada diantara crew-crew luar biasa sehingga dapat menghandle acara ini dengan sangat sempurna nyaris tak ada cela yang terlihat mata belum lagi beberapa panitia dari FMIPA UII baru melaksanakan meeting empat hari sebelum hari H ditambah kita semua pada saat itu masih melaksanakan Ujian Akhir Semester pasti konsentrasipun terbagi tapi nyatanya kalian memamg istimewa.

Berikut adalah rangkaian acara yang kita laksanakan selama dua hari ini di Jogja Expo Center lantai 2 Yogyakarta.

Sabtu, 14 Januari 2017

Tujuan utama dari acara ini sendiri adalah menjadi jawaban atas pertanyaan para siswa Sekolah Menengah Atas yang masih bingung harus melanjutkan pendidikan tinggi kemana karna kita mengadakan beberapa EXPO Universitas negeri dan swasta Di Indonesia beberapa diantaranya yaitu UII, UGM, UAJ Jakarta, UMY dan lainnya serta Talkshow yang berkaitan tentang Pemetaan Bakat dan Minat dalam menentukan potensi diri (Talent Mapping) bisa menjadi sarana yang dimanfaatkan para siswa SMA untuk dapat memilih mengambil jurusan apa ketika melanjutkan studi nantinya beberapa kegiatan acara diadakan secara paralel di ruang berbeda seperti Seminar, Tes Bappenas, Talent Mapping Test dan Tes TOEFL/IELST, khusus test tersebut dilaksanakan selama dua hari. Meskipun tujuan utama siswa SMA namun yang hadir juga dari beberapa kalangan seperti mahasiswa, magister, dan beberapa karyawan juga.

Dalam Seminar dipaparkan oleh beberapa REKTOR Universitas ternama di Indonesia dimulai pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 16.00, selanjutnya pada Akhir acara seminar ditutup oleh pembicara yang kita nantikan sedari pagi yaitu Bapak Prof.dr.Ali Ghufron Mukti, M.Sc,Ph.D yang saat ini menjabat sebagai (Dirjen Sumber Daya Iptek & Dikti, Kementerian Ristek Dikti) yang sebenarnya sempat membuat khawatir panitia dikarnakan Prof baru flight dari Bandung sekitar jam 14.40 dikarnakan masih ada acara yang harus dirampungkan sedangkan harus menjadi pembicara di acara JEF pada pukul 16.00 beragam perkiraanpun seliweran di pemikiran kami sebagai panitia takutnya pesawat yang delay, ataupun jalan yang macet menjadi hambatan Prof diperjalanan namun sepertinya campur tangan Allah SWT sehingga dapat mempermudah segalanya dan acara dapat dihandle dengan baik, Alhamdullah, semua lancar dan Prof Sendiri meskipun sudah sore dan kelelahan namun berhasil membuat seisi ruangan pecah dengan gelak tawa dari kata demi kata yang Prof Ali sampaikan, beliau mengatakan “Jika ingin cepat bergelar Profesor maka jadilah Dosen, Jika ingin terlihat tetap awet muda maka jadilah Dosen, Jika Ingin bermanfaat bagi sesama namun tetap kaya maka jadilah dosen” hal ini selaras dengan topik pembicaraan yang dibawakan oleh Prof yakni mengenai Strategi Pengembangan Karir dan Kompetensi Dosen dalam pembicaraannya Prof selalu mengingatkan untuk para dosen-dosen di Indonesia agar menulis dan mempublikasikan jurnalnya karna menurut data statistik jurnal publikasi dosen di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara Singapura dan Malaysia padahal untuk jumlah dosen dikedua negara tersebut tidak lebih banyak dari Indonesia. Meskipun ditujuakan untuk para dosen namun juga terlihat banyak mahasiswa dan bahkan pelajar SMA diantaranya yang tampak serius memperhatikan apalagi ada dari pelajar tersebut yang bercita-cita menjadi seorang dosen. 

Seharusnya hari pertama dilaksanakan seminar Beasiswa Luar dan dalam negeri karna waktu yang tidak memungkinkan dan kemoloran yang dikarnak oleh banyaknya antusias peserta yang ingin bertanya pun tidak dapat kita elakkan pada hari itu. Akhirnya, panitia memutuskan bahwa seminar beasiswa dilanjutkan pada hari kedua. Ruangan seminar menjadi sesak dan penuh oleh para peserta sedari pagi karna memang acara ini diselanggarakan secara GRATIS.

 Pada hari pertama ini dari mulai open registrasi sampai penutupan tercatat sudah lebih dari 3600 peserta padahal JEC sendiri hanya mampu menampung peserta maksimal sekitar 3000 orang saja, dan apa yang terjadi akhirnya di booth-booth expo itu suhunya panas luar biasa sampai kami sebagai panitia harus rebutan ruang udara dengan peserta lainnya karna AC diruangan tersebut tidak terasa lagi sebab membludaknya para pengunjung Expo dan Seminar. Hal tersebut juga dikeluhkan oleh mba-mba penjaga expo yang merasa sangat gerah didalam ruangan, namun juga menyatakan meskipun datang jauh dari Jakarta merasa bahagia karna pengunjung Expo boothnya sangat banyak. Karna, gerahnya ruangan expo akhirnya kami berinisiatif untuk membuka pintu kaca yang menghubungkan dengan balkon lantai dua tapi ternyata tak memberi efek apa-apa sangking panasnya ruangan tersebut maafkan kami wahai peserta dan penjaga booth keluhan pada hari pertama tersebut menjadikan pembelajaran dihari keduanya agar tidak terulang kembali.

Pada hari pertama ini saya bertugas menjadi LO Speaker Bapak Rektor UAJ Jakarta yaitu Prof. Dr.Ir. Agustinus Prasetyantoko sebagi pembicara pagi pada pukul 10.00 dengan topik bahasan dalam seminar yakni mengenai Reformasi Pendidikan Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa.

Cocard-Crew-Panitia-JEF-2017

       Saya tidak menyangka ternyata bapaknya masih muda banget dan merupakan anggota tim ahli ekonomi yang sering diajak berbincang-bincang oleh Presiden Joko Widodo sudah bergelar profesor dan menjabat sebagai Rektor dari tahun 2015 lalu dengan usia beliau yang masih muda. Sebenarnya sempat resah dan gelisah menunggu balasan konfirmasi kedatangan Bapak Rektor yang tak jua mengabarkan melalui pesan yang saya kirimkan sedari pagi meskipun redaksional pesan sudah dipersiapkan dari malam harinya karna tidak sopan mengirimkan pesan pada malam hari sehingga menunggu pagi menjelang baru kemudian mengirimkan pesan pertama via WA sejam dua jam tiga jam kemudian tidak ada balasan, saya kemudian membeli pulsa ke Indo* btw kalo bukan karna akan sms bapak Rektor,  HP saya bakal berminggu-minggu tak diisi pulsa biasanya haha, tapi sayang tetap zonk juga sms tetap tak kunjung di balas. Sehingga saya pun penasaran apakah No yang saya hubungi tersebut sudah tidak aktif munculah ide untuk mencoba menelfon dan ternyata masuk namun tak diangkat (read : sad), pada saat itu saya masih mengusahakan diri berpositif thinking mungkin Prof sedang sibuk dengan urusannya. Setelah menelfon tak jua direspon. Kemudian cari cara lain yakni menuliskan nama prof di mesin pencarian google pun dilakukan dan akhirnya didapatkanlah media sosial Facebook Prof tanpa pikir panjang saya mengganti terlebih dahulu Foto Profil saya agar terlihat lebih sopan dan tidak alay (read: JAIM dalam hal ini penting) baru kemudian Add Friend Prof nya namun ternyata beberapa menit kemudian langsung dikonfirmasi, btw pada saat itu merasa Prof tak menganggap pesan WA dan SMS yang dikirimkan sedari pagi (read: kembali sedih).

  Setelah di confirm langsung saja saya copy paste redaksi pesan di WA ke Massage FB dan jeng..jeng..jeng 30 menit kemudian mendapat balasan konfirmasi yang menyatakan Prof Bisa Hadir Yeiy. Akhirnya, penantian seharian pun terbalaskan dan lebih kaget lagi Prof Sudah berada di Hotel Depan JEC pada malam pukul 21.00 tersebut sehingga meminta panitia tidak perlu menjeput ke bandara, Terima Kasih Prof.

Keesokan Harinya, saat acara akan dimulai Prof tidak ada kabar apa-apa tiba-tiba sudah ada di Booth padahal saya sudah mengirimkan pesan bahwa akan menunggu kedatangan beliau di depan JEC, untung sebelumnya sudah KEPO media sosial Prof sehingga saya kurang lebih tau wajah Prof yang akan saya LO in ternyata keberadaan Prof diantara kerumunan para pengunjung Expo Booth, langsung saja saya samperin Prof.Agus tersebut yang sedang melihat-lihat expo booth Universitasnya kemudian memperkenalkan diri “Maa Prof, Saya Linda yang hari ini bertanggung jawab menjadi LO Prof mari saya antarkan ke ruang VIP Prof”, Profnya ramah meskipun tak banyak bicara lebih tepatnya berbicara hanya untuk hal-hal yang penting saja. Karna diruangan VIP Prof Sepertinya sedang mengerjakan tugas maka saya segan untuk terlalu banyak mengajak ngobrol beliau paling Prof sesekali menanyakan jam berapa saya tampil itu saja. Kesan yang Prof berikan kepada saya selaku LO, meskipun sebagai Rektor Prof tidak menuntut akan penghormatan ataupun menghargaan dari orang-orang sekitarnya sehingga meminta pelayanan ini itu dari kami panitia. Mungkin karna tidak ingin terlalu merepotkan panitia Prof Agus sering memberi kejutan seperti tiba-tiba sudah berada di Yogyakarta malam harinya, sudah datang kelokasi acara tanpa dijemput, ataupun tiba-tiba tidak ingin diantar dan lebih memilih mencari kendaraan sendiri untuk balik kebandara. Diakhir, meskipun Prof keberatan untuk kami antarkan kebandara sehingga saya hanya mengantarkan saja sampai ke mobil jemputan depan JEC nya, tidak lupa pula saya mengajak Prof Agus untuk Foto bersama saya haha Prof pun merespon dengan wajah antusias yeiy diakhir sesi foto.

Prof   : Dikirimkan ke WA saya ya nanti (fotonya)
Saya  : Tapi WA Prof sepertinya tidak aktif jawab saya
Prof   : No WA saya tidak menggunakan no itu lagi, nanti saya               kirimkan.
Saya  : Baik Prof, *dalam hati oalah pantes gak di read2 pesan               saya sama Profnya
Prof   : Nanti saya kirimkan No Wa-nya
Saya  :  Siap, Prof

Akhirnya kami di bantu foto oleh mb Glenda staf Marketing UAJ yang bareng mengantarkan prof sampai mobil kamipun akhirnya selfie bertiga haha, saat turun tangga.

Crew-LO-SPEAKER-YOGYA-LINDA-KURNIA

(kiri) Prof. Dr.Ir. Agustinus Prasetyantoko (tengah) Saya (kanan) Mb Glenda

Prof   : Linda Jurusan apa?
Saya  : Statistika Prof
Prof   : Dimana?
Saya  : UII Prof, di UAJ ada Statistika juga gak Prof ?
Prof   : Belum ada, kalo statistika dibawah fakultas apa.
Saya  : FMIPA Prof, waa padahal peminat statistika banyak                   Prof hehe (malah saya bocorin)
Prof   : Boleh deh next time, sukses ya kuliahnya
----
Mb Glenda : Linda nanti saya bisa minta fotonya dimna?
Saya             : Saya kirimkan line saja mb
Mb Glenda : tapi saya jarang pake Line wa saja bagimana ?
Saya             : gapapa mb, nanti saya kirimkan
------END----

      Acara selesai panitia pulang hampir pukul 20.00 dari JEC dilanjutkan esok paginya berkumpul mulai pukul 06.00 lagi, kemudian saya dan dua teman saya pulang kearah jalan Kaliurang mencari makan di pinggir jalan. Btw, untuk acara sebesar ini panitia hanya mendapatkan konsumsi satu kali saja yaitu pada saat makan siang lumayan bikin sedih malam harinya perut terasa pedih dan melilit karna seharian bolak balik minum air putih dan bolak balik ke toilet pula. Saya yang meskipun tidak gemuk namun memiliki jam waktu makan sudah teratur 3 kali sehari maka ini lumayan cukup menyiksa tubuh huwaaa, untung saja pagi harinya sudah sarapan meskipun diintruksikan datang pada pukul 06.00 pagi. Tapi, dibalik itu semua terbayar oleh kesuksesan acara yang berhasil diselenggarakan. Berikut adalah dikumentasi dari para panitia yang sempat diabadikan In Frame. All Crew berasal dari lintas jurusan, fakultas, dan universitas di Yogyakarta.














Btw, tulisannya panjang banget yak ini ngeblog atau nyekripsi WHATEVER. Lanjut cerita pada hari kedua disini.














[REPOST HIPWEE]

MENYESALKU PERNAH MENGENAL PACARAN


Pacaran? siapa sih yang tak mengenal tradisi yang mayoritas dilakukan oleh para anak muda ini, dari balita hingga dewasa kebanyakan dari mereka mengetahui tentang pacaran. Dan saya sendiri sempat mengalaminya untungnya segera sadar bahwa yang dilakukan terdahulu adalah sebuah kesia-sian semata.
Menurut Wikipedia Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.
   Namun, dalam praktek sebenarnya pacaran sering kali diwarnai oleh kejadian-kejadian yang tak sesuai dengan ekspektasi awalnya mulai dari kekerasan, pelecehan, sampai hal-hal yang tak diinginkan lainnya. Bahkan lakon dari pacaran tersebut tak sedikit diperankan anak-anak yang masih dibawah umur dan berseragam sekolah dasar, terkadang miris melihat fenomena yang terjadi di zaman manusia generasi Z ini yaitu manusia yang memiliki rentang kelahiran antara 1995-2010, pada rentang umur tersebut manusia cenderung aktif pada gadget dan media sosialnya sehingga tak heran jika ada anak berumur 8 tahun menulisakan status cinta untuk pasangannya di facebook yang sebenarnya belum pantas dilakukan oleh anak belia tersebut, sebab dunia mereka seharusnya masih diwarnai dengan bermain, tertawa, berimajinasi, dan keingintahuan yang mengarah pada hal positif. Namun, berbeda halnya dengan yang terjadi sekarang mereka malah asyik bergalau ria, memikirkan yang seharusnya belum difikirkan, berdandan layaknya orang dewasa, dan bangga jika berbicara yang tak sesuai dengan umurnya sehingga kebanyakan dari mereka mendewasakan diri sebelum waktunya.

   Berangkat dari kenyataan tersebut, meskipun tak sampai mengalami kejadian ekstrim dalam pacaran namun kalian semua perlu tau bahwa pacaran sebenarnya tak ada berguna, sekaligus berbagi pada semuanya bahwa tidak ada hal positif yang didapatkan dari yang namanya pacaran, banyak hal yang tersia-siakan dan menimbukan penyesalan di kemudian.

1. Pacaran bukan sarana perkenalan menuju jenjang pernikahan.
Kenapa begitu? Sebab kebanyakan dari mereka menjadikan pacaran sebagai ajang senang-senang dan pengakuan diri pada lingkungan. Boro-boro memikirkan pernikahan, malahan mereka beranggapan bahwa usia muda adalah usia dimana mengoleksi mantan menjadi suatu kewajiban sehingga mudah saja berganti-ganti pasangan. Padahal islam telah membahas proses Taaruf untuk hal perkenalan pada pasangan.

2. Pacaran menjadikan keuangan tidak sesuai dengan perkiraan.
Sebagai anak usia belasan tentunya keuangan masih menjadikan tanggungan orang tua bukan? meskipun ada beberapa dari usia tersebut telah mandiri secara finansial. Uang jajan yang diberikan setiap bulannya seharusnya dapat dikelola dengan baik, dan dapat menyisihkan sedikit untuk tabungan. Namun, berbeda halnya untuk mereka yang pacaran, dikarnakan banyak moment yang harus dikenang seperti anniv, kelahiran, valentine dan moment-moment harian bulanan atau kadang tahunan (kalo langgeng) yang mesti diadakan perayaan sehingga menuntut buget yang tak sedikit untuk merayakan hal tersebut. Ditambah lagi pengeluaran untuk sekedar jalan ataupun makan diluar.

3. Pacaran sering membuat perasaan dan fikiran berantakan tak karuan
Banyak hal-hal tak penting menjadikan beban di hati disebabkan oleh pacaran, cemburulah, prosesiflah, doi gak perhatianlah, inilah itulah, akibatnya juga gak baik pada fikiran dan perasaan, padahal kedua hal tersebut merupakan stimulus untuk menciptakan hal-hal positif dalam diri seseorang. Tak jarang, kebaperan tersebut sampai dibawa ke proses pembelajaran akibatnya kurang konsentrasi dan memperhatikan apa yang telah guru maupun dosen terangkan. Bagi yang telah bekerja, kenapa masih menunggu waktu untuk meresmikan jika telah memiliki pekerjaan?

4. Tak perlu membuat alibi, sebab pacaran tak mengenal hal syar’i
Banyak diantara anak muda yang melakukan pembelaan bahwa pacaran yang ia lakukan selama ini tidak mendekati perzinahan, karna pacaran kami hanya melalui kontak media sosial atau sekedar sms-an tanpa pernah berduaan apalagi berpandangan. What? Aku juga mengalami hal ini dulu namun tetap saja tak bisa dipungkiri jika dalam chat dan smsan tersebut juga mengandung unsur yang cenderung mendekati zina meskipun hanya sekedar memanggil sayang untuk kalimat pembuka percakapan dalam media tersebut sudah tentu setan akan semakin gencar menggoda iman, dan menggoyahkan keyakinan bahwa yang dilakukan bukan merupakan sebuah perbuatan menyimpang dalam hal ini setan akan terus membisikkan dan mencarikan alibi-alibi sesat dalam pacaran difikiranmu.
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32).
5. Meskipun berusaha berterus terang, tetap saja ada unsur kebohongan dalam kegiatan pacaran.
Banyak dari mereka tidak menjadi diri sendiri dihadapan pasangan (belum sah) , agar  si pasangan tidak ilfeel, serta selalu berusaha tampil sempurna padahal hubungan yang diawali dengan kebohongan sudah tentu tidak baik kedepannya dan menghasilkan beban semata. Selain membohogi sang pacar tak jarang juga membohongi orang tua dan keluarga. Banyak orang tua yang tidak memperbolehkan pacaran pada anaknya, apalagi pada anak perempuannya, namun terkadang si anak melakukan segala cara agar tetap menjalin hubungan meskipun tanpa restu kedua orang tua, tentu saja hal tersebut diwarnai proses kebohongan lagi didalamnya.

6. Tak ada manfaat dari telfonan berjam-jam hanya untuk sekedar mengetahui kabar
Padahal setiap hari bertemu, dan anehnya setiap waktu saling rindu maka dari itu jika tak berjumpa terkadang orang yang berpacaran memanfaatkan telfon genggam sebagai salah satu penghubung untuk meluapkan hasrat rindu pada si pacar salah satunya via telfon, percakapan pun dimulai dari pembicaraan menanyakan kabar sampai dengan pembicaraan tak penting hingga pembicaraan yang sangat-sangat tidak penting lainnya disebabkan kehabisan topik pembicaraan hingga tak sadar waktu telah telewatkan berjam-jam.

7. Selain berpegangan tangan banyak hal negatif lain yang bisa dihindari jika tak pacaran, dan banyak hal positif lain yang dapat didapatkan karna tak pacaran.
Sebagai anak muda tentunya ingin mencoba banyak hal, agar segera menemukan identitas diri, dalam hal ini jika tak memiliki pacar sehingga tidak perlu membuat laporan keadaan, keberadaan, atau bahkan kesengsaraan yang sedang dialami pada sang pacar. Dengan tidak memiliki pacar kita dapat bebas dan lepas melangkah sejauh yang diinginkan tanpa harus terbebani dengan membuat pernyataan ataupun laporan. Tanpa memiliki pacar, tak perlu terikat aturan ingin berteman dengan siapa saja dan travelling ketempat dimanapun yang disuka maupun melakukan hal-hal positif lainnya.

8. Dengan tidak pacaran, meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah karna kita tidak menduakan perasaan sesat antara dia yang diciptakan dan Ia yang menciptakan.
Sebagai anak muda sudah tentu ibadah menjadi kewajiban untuknya, sehingga tak perlu ada yang selalu mengingatkan via ponsel seluler untuk hal ini, sebab ibadah menjadi pertanggungjawabanmu pada Rabbmu. Bukan pertanggungjawabanmu pada pacar yang belum tentu menjadi pasangan mempelai di ijab kabulmu nantinya.

9. Tak perlu gusar akan jodoh yang diambil orang karna tidak menjalin hubungan melalui pacaran.
Dalam hal ini kebangetan jika masih ada yang beranggapan bahwa pacaran menjadi ajang pengikat untuk mencari jodoh, dan berusaha menghalalkan perzinahan, sebab tak sedikit dari wanita yang kebobolan akibat cinta yang mengarah pada hal yang tak diperbolehkan. Dalam pacaran sebenarnya pihak prempuan lebih banyak dirugikan dibandingkan mendapat keuntungan. Oleh karena itu untuk apa masih dipertahankan hubungan yang tanpa kejelasan. Tak perlu gusar akan jodoh sebab Allah telah mempersiapkan, sering kita dengar bahwa jodoh yang didapatkan kelak adalah gambaran dari diri kita maka jangan harap jika masih berpacaran namun mengharapkan pendamping yang sholeh ataupun sholehah kelak dipernikahan.

10. Ada Ayah dan Ibu yang perlu diperjuangkan sekuat tenaga kebahagiannya.
Sebagai anak sudah tentu ingin melihat kedua orang tua bahagia, oleh karena itu tidak melakukan hal-hal yang nantinya kan membuat orang tua kecewa sudah melegakan orang tua dan membuat bahagia apalagi melihat anaknya tumbuh dewasa dan berhasil oleh hasil didikannya. Terkadang banyak diantara yang pacaran mengesampingkan kebahagiaan orang tua untuk si Doi yang baru dikenal beberapa waktu saja. Orang tua telah dengan rela mngurus kita hingga tumbuh dewasa tanpa meminta balasan ataupun memberi tuntutan. Masak iya, mudah saja dilupakan kebahagiaannya karna dia yang mengajakmu pacaran.

   Tulisan ini bukan berarti ingin menggurui hanya saja berbagi cerita betapa tak ada gunanya hubungan yang dinamakan pacaran. Tak selayaknya masa muda dihabiskan dengan yang namanya pacaran. Karna pernah mengalami, meskipun tak sampai pada hal-hal ekstrim yang akhirnya membuat menyesal namun bersyukur karna hidayah diberikan sesegera ini sehingga memantapkan hati untuk mengistiqomahkan diri dan tak lagi mudah terbuai akan bujuk rayu yang mengarah pada pacaran. Kamu yang single, tak perlu gusar disebut tak laku oleh teman-temanmu lebih baik terus memperbaiki diri lebih baik lagi karna jodohmu adalah cerminan siapa kamu itu yang ku tau.

[REVIEW]

AKU MALU PADA BUKU PEMBERIANMU

WANITA-YANG-DIRINDUKAN-SURGA

Masih membekas dalam ingatan bagaimana waktu itu dia berusaha meluangkan waktu untuk mengantarkan sebuah bingkisan rapi berpita warna merah jambu “Jangan dulu di buka sebelum berada diatas kereta. Ujarnya”. Tapi ternyata memang aku sama sekali tak sempat membukanya, karena sirine kereta perjalanan Kediri-Yogyakarta sudah terdengar jelas ditelinga menandakan aku akan segera berangkat pada menit ini juga. Yang membuatku tak habis pikir pada caranya adalah Pare dan stasiun Kediri bukanlah jarak yang berdekatan, ditambah lagi yang ku tau dia masih memiliki kesibukan yang tak bisa ditinggalkan namun nyatanya masih menyempatkan.

Ketika itu, tak banyak kata yang bisa aku sampaikan selain hanya kalimat singkat yang menyatakan rasa terima kasih. Bukan apa-apa aku masih merasa kaget diperlakukan manis seperti ini oleh seseorang yang sering aku kagumi dan ceritakan pada teman satu pembelajaran “ bahwa cara mengajarnya, membuatku tak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk mempelajari materi demi materi grammar ini, karna tak tau kenapa setiap apa yang ia katakan akan mudah aku pahami serta lebih terpatri dalam ingatan”. Mungkin karna caranya yang berbeda dalam mengajarkan.

Harapanku jangan terlalu bermain rasa ketika membaca tulisan ini ya, karna sekedar bentuk apresiasiku atas pemberiannya yang akhirnya menjadi salah satu benda yang mengingatkan dan membuatku malu, itu saja. Aku malah berharap dia tak nyasar pada tulisanku ini ketika mengakses mesin penelusuran, agar dia tak tahu aku pernah merasa kagum waktu itu.

Perjalanan kereta pun dimulai, ini artinya kesempatan untuk membuka bingkisannya adalah saat yang ku nanti saat ini. Meskipun dari bingkisannya aku sudah dapat menerka dalam hati bahwa isinya adalah sebuah benda yang bisa ku baca, lumayan buat mengisi waktu saat diperjalannan pikirku. Ternyata benar, sebuah buku satu warna dengan pitanya berjudul “Wanita yang Dirindukan Surga (Beribadah tanpa lelah)”, dari judulnya saja sudah sangat terasa berat untuk ku baca sebuah karya istimewa dari penulis bernama M. Fauzi Rachman. Buku tersebut membahas tentang adab-adab seorang wanita, bagaimana seharusnya wanita bersikap sehari-hari, beribadah dan menempatkan diri dalam konteks agama islam, disaat medernisasi yang memberi dogma dan membentuk wanita ingin disetarakan dengan pria serta berlaku bebas tanpa batas padahal dalam agama kita islam sudah sangat memuliakan wanita melalui syariat-syariat yang telah ditetapkan sejak lama, tinggal kita menjalankannya saja.

Berikut adalah alasan kenapa setiap membuka lembar demi lembar dari buku ini membuatku malu masih terasa jauh dari kriteria wanita yang diidamkan oleh surganya.

1. Pada bab pertama kita diberi penjelasan begitu pentingnya kedudukan wanita sehingga agama islam memuliakannya dengan menjadikan wanita salah satu surah dalam Al-Qur’an yaitu Al-Nisa’ yang berarti “wanita”. Kemudian juga Rasulullah Saw ketika ditanya siapa yang paling berhak untuk dihormati, diantara ayah dan ibu, beliaupun menjawab “ibumu” hingga tiga kali, baru kemudian “Ayahmu”. Selain itu, wanitapun ikut berperan serta juga untuk perjuangan ketika menorehkan sejarah indah agar agungnya peradaban islam dimasa lalu. Itu hanya sebagian saja dari cuplikan yang bisa aku pahami pada bab pertama ini.


2. Sebagai wanita sudah kodratnya jika ingin terlihat cantik namun kita sering lupa bahwa islam telah mengatur bagaimana seorang wanita berhias rupa agar tak berlebihan dipandang mata karna wanita adalah aurat sehingga banyak hal yang dapat menjerumuskannya pada dosa-dosa tak terasa. Pada buku ini juga membahas hal-hal berkaitan dengan perilaku yang tidak kita sadari dan akhirnya menghapus amalan kita sebagai wanita yang naytanya telah dilakukan setiap hari seperti ngerumpi, berhias diri secara berlebihan, berjabat tangan dengan lelaki, dan tentang larangan mengunjungi sauna atau kolam renang tak luput menjadi pembahasan. Hal-hal tersebut akhirnya memunculkan pertanyaan pada diri sendiri masih seringkah melakukan perbuatan yang sepatutnya sudah ditinggalkan?


3. Surga berada dibawah telapak kaki ibu hal ini adalah ketetapan mutlak yang hanya dimliki seorang wanita dimana merupakan madrasah pertama anak-anaknya kelak, dijadikan contoh perilakunya digugu dan ditiru perkataannya mau tak mau memang begitulah adanya. Maka dari itu, perlu dijaga sikap dan tuturnya lewat junnah (perisai) salah satunya selalu berpuasa agar tertutuplah perilakunya dari syahwat dan nafsu. Rasulullah Saw bersabda “Sebaik-baiknya wanita adalah istri yang jika kamu melihatnya, ia akan membahagiakanmu; jika kamu menyuruhnya, ia akan menaatinya; dan jika kamu pergi, ia akan menjaga harta dan harga dirimu.” begitu dalam maknanya meskipun terkadang lidah ini mudah mengucapkannya namun apa iya semudah itu untuk melakukannya?. Dan dalam buku ini juga kita diberi gambaran kenikmatan yang telah disediakan Jannah untuk wanita-wanita yang mengerjakan ibadah dijalan Allah serta tak lupa selalu melakukan kebaikan dan hal tersebut bisa dilakukan oleh seorang wanita dengan hanya didalam rumah saja..


4. “Surga dikelilingi dengan segala yang tidak disenangi hawa nafsu, dan neraka dikelilingi oleh segala yang disukai hawa nafsu.” (HR Muslim dan Anas Ibn Malik r.a.), karna rintangan menuju surga-NYA itu tak mudah, maka dari itu wanita diminta agar menjaga sah wudhunya agar ia dapat menjaga dirinya dari dosa dan godaan diluaran sana, wanita sudah tentu ingin cantik penampilannya dan make up adalah pilihan utama sebagai penunjangnya namun perlu diketahui bahwa ketika berwudhu seluruh make-up bagi wanita, seperti lipstik (bibir merah) dan kuteks, hendaknya dibersihkan terlebih dahulu. Karena kedua aksesoris tersebut menghalangi sampainya air kekulit agar suci, padahal salah satu sahnya wudhu adalah sampainya air kekulit. Sehingga membersihkannya terlebih dahulu, demi sempurnanya wudhu. Begitupula untuk cincin yang melingkar pada jari wanita khususnya, maka cincin tersebut haruslah digerak-gerakkan ketika membasuh kedua tangan.Ternyata, islam amat sempurna mengaturnya lewat Al-qur’an sebagai pedoman kita bahwa kebersihan dalam berwudhu adalah hal yang tak boleh dilupakan oleh seorang wanita sebagai cara menjaga sucinya tetap terjaga. Buku ini menceritakan bagaimana cara agar surga dapat kita ketuk, tanpa kriteria muluk-muluk agar wanita tak lelah beribadah dengan beragam alasan.


Cemburulah pada manusia yang nyatanya ada yang lebih takwa kepada-NYA dibandingkan kita. Menjadi seorang wanita seakan-akan banyak aturan yang membuatnya merasa terkekang dikarnakan alasan belum siap imanlah inilah itulah untuk menerapkannya, betapa berdosa ketika kita sebagai wanita yang malah mencela aturan yang nyatanya demi kebaikan dan merupakan sebagian cara agama islam menjaga kehormatan kita sebagai wanita. Terakhir, buku ini benar-benar membuatku malu ketika akhlak tak jua menyesuaikan dengan apa yang telah agama berikan aturan padaku merasa masih jauh dari kriteria agar Jannah mau menantikan kedatanganku tanpa ragu. Semoga tak hanya aku wanita yang membaca buku ini, agar kita dapat bersama- sama memperbaiki diri lebih baik lagi. 
Powered by Blogger.