[Kos] Murah Dekat Bandara Soekarno-Hatta (Daerah Rawa Bokor)


Sebenarnya ini adalah definisi murah untuk standar harga kosan di Tangerang bukan kota lain yang biaya hidup terkenal murah seperti Jogjakarta.

 Cerita sedikit dikarnakan mengambil Kerja Praktek di luar kota sehingga mengharuskan saya untuk mencari kos terdekat dari perusahaan untuk dapat di huni selama satu bulan. Atas dasar belum memiliki tempat tinggal yang pasti inilah maka saya pun berangkat dari Jogja 5 hari sebelum Kerja Praktek di Angkasa Pura II dimulai pada tanggal 1 Februari 2017 sampai dengan 28 Februari 2017.

Berhubung lokasi Kerja Praktek saya berada di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta jadi fokus mencari kosan dibagian timur dan bagian barat bandara saja hal ini berdasarkan informasi dari pembimbing KP serta dibantu 4 teman saya yang berangkat dari Kemayoran untuk mencari kosan di Tangerang. Keliling-keliling dari pagi sampai dengan sore berjalan seharian namun tidak mendapatkan hasil apapun dikarnakan rata-rata kosan penuh. Range harga kosan yang kami dapatkan yaitu antara 800 ribu-2 juta untuk berdua. Awalnya di bagian timur kami mencari sekitaran daerah Rawa Bokor karna kawasan ini dilalui angkot satu kali saja jika ingin ke Bandara dengan tarif 6 ribu rupiah. Namun setelah berkeliling daerah tersebut hanya ada satu kosan kosong seharga 800 ribu sayangnya kondisi dan lokasi membuat kami kurang nyaman jika harus dihuni satu bulan, adalagi kosan Jawa Timur masih kosong dengan harga 1.5 Juta perbulan fasilitas Kasur, Lemari, AC, dan Wifi kebetulan ada dua kamar yang sedang kosong namun kosan Jawa Timur disyaratkan minimal harus tinggal selama dua bulan, padahal kita hanya Kerja Praktek selama satu bulan saja sudah di nego-nego ibunya tetap kekeuh jika tidak dapat disewakan satu bulan saja dan akhirnya kami pun menyerah serta tidak membawa hasil apa-apa.

Semangat pun tak gentar melanjutkan perjalanan kembali demi tempat tinggal satu bulan yang belum juga kami dapatkan, tanya sana sini bahkan warga sekitarpun juga bingung menyarankan kami harus kemana mencari kosan, meskipun disekitar Bandara adalah kawasan padat penduduk namun jumlah kosan yang disediakan tidak sebanding dengan jumlah orang yang membutuhkan, khususnya adalah para pegawai dan karyawan yang bekerja di sekitar Bandara. Maka dari itu, jika investasi kosan dilokasi ini sepertinya bakal menjadi bisnis yang menggiurkan.  

Setelah menyusuri kosan di daerah Rawa Bokor, saya pun melanjutkan ke bagian barat Bandara yakni di sekitaran jalan M1, minusnya memilih kosan dikawasan ini jika tidak membawa kendaraan pribadi maka harus menempuh jarak yang cukup jauh ke tempat kerja sehingga harus dua kali naik angkot dan ini bakalan menjadi pemborosan biaya transportasi menurut saya, maklum tidak membawa kendaraan jadi angkutan umum yang digunakan mesti diperhatikan.

Muter-muter tibalah kita di perkampungan orang-orang Cina berhubung hari itu sedang perayaan imlek jadi, para warga menggunakan pakaian berwarna merah seluruhnya. Tanya sana-sini kami pun ditunjukkan sebuah kos-kosan yang lumayan besar tapi kosan campur alias cowok-cewek (nyampur dalam satu atap), bagi yang akan mencari kosan di sekitar Jakarta maupun Tangerang jangan kaget jika rata-rata kosan itu campuran dimana bisa dihuni oleh laki-laki maupun perempuan. Awalnya karna putus asa berfikiran ingin mengambil kosan itu saja kalo-kalo tidak ada pilihan lain harga 1.5 juta dan kamarnya luas, AC, dengan double bed. Namun kamipun masih menimbang-nimbang kembali.

 Keesokan harinya pada hari minggu 29 Januari 2017 dikarnakan kosan yang belum juga fix akhirnya memutuskan ke Tangerang lagi berangkat dari kemayoran menggunakan kereta dari stasiun Kemayoran ke Poris. Untuk pencaharian kosan yang kedua ini dibantu oleh saudara partner KP saya yang kerja di Bandara sehingga mengetahui tentang lokasi di daerah sana. Awalnya kami ditawarkan kosan kosong seharga 800 ribu dikawasan penduduk sekitar masjid Al-Huda Rawa Bokor namun, masih kurang cocok bagi kami yang nantinya bakalan tinggal berdua. Ada tawaran kosan yang kedua besar kamarnya tapi angker untung ibu kosannya jujur bahwa beberapa orang sebelum kami sering mendapat kejadian aneh-aneh percaya gak percaya sih tapi cukup membuat merinding kamarnya dipojokan karna sering kali kosong lama mungkin jadi penyebab ada makhluk lain yang berminat tinggal tanpa membayar kosan, serem juga jadinya jika satu bulan kami harus uji nyali.

Singkat cerita akhirnya kami dipertemukan pada kosan yang sekarang dimana sebentar lagi genap satu bulan kami tinggali dan kembali ke Jogja lagi. Dipertemukan dengan Ibu Sawiyah beliau adalah pemilik kosan. Setelah drama panjang diatas dan melihat-lihat kosan ibu Sawiyah kami pun sepakat untuk mengambilnya serta langsung memberi DP saat itu juga khawatir diambil orang sebab kosan tersebut baru saja dikosongkan pada malam hari sebelum kami datang, telat sehari saja mungkin sudah diambil orang pikir saya. Maklum penghuni baru sayapun kepo dengan fasilitas yang ada seperti percakapan dibawah ini.

“Bu, disini ada wifi?” tanya saya
“Wifi apaan ya neng”
*Kemudian hening…
“hehe gak jadi bu”

(Untuk penghuni berikutnya, jangan coba-coba tanyakan tentang wifi kalo gak ingin ditanya balik.)

“Bu bisa minta no HP?”
“Oiya ada, bentar ya neng ibu liat HP”
*menunggu..
“neng coba ketikin aja no HP nya di HP ibu”
“mana sini bu hpnya?, Hpnya mati bu mungkin habis bateray”
“oh bentar yak,
(ibunya nyolokin charger hp yang udah longgar, meskipun sudah dililit dayapun tak terisi-isi)”
“gini bu, kita tulis no kami dikertas aja ya”
“ibunya pun menyodorkan koran bekas gorengan”
*akhirnya drama pun berakhir

Kami kembali dua hari kemudian sekaligus membawa barang-barang

Ibu Sawiyah adalah pemilik kosan yang juga merupakan seorang ibu tangguh luar biasa bersemangat dan perhatian sangat pada kami ramahnya pun tiada tandingannya, berjualan gorengan demi membiayai dua orang putrinya dan telah ditinggal oleh suami ke rahmatullah mengharuskan beliau banting tulang lebih keras lagi seperti tiap hari harus bangun pagi kepasar membeli bahan untuk membuat gorengan yang dijajakan pada beberapa lapak. Uang Asuransi kematian suami dari pihak bandara dua tahun lalu dimanfaatkan ibu Sawiyah untuk membangun kosan tiga pintu ini disewakan seharga 700 ribu/orang naik 800 ribu jika dihuni dua orang.

Kosan tanpa nama yang berada di Jalan Kober gang masuk depan masjid Alhasaini ini menjadi tempat berteduh kami selama satu bulan. Tempatnya tidak jauh dari jalan raya, Indomart, Alfamart dan para penjual makanan, namun susah akses pada atm BRI maupun BNI berhubung di kantor disediakan fasilitas ATM lengkap jadi bukan menjadi masalah.

Ibunya agak bawel jadi pasti bakalan mudah akrab sama penghuni kosannya, bawelnya si perhatian yang baik seperti sering mengingatkan kita.

Neng ,sepatunya masukin dalam kamar aja takut basah kehujaan
Neng, nih gorengan dagangan ibu nyisa makan aja gratis
Neng, jemurannya diangkat, bentar lagi mau hujan
Neng udah makan? Kalo mau nyarap noh nasih uduk didepan
Neng, jangan lupa matiin lampu kamar ya
Neng, jangan lupa matiin keran ya
Neng, tadi jemurannya ibu pindahin karna hujan
Neng
Neng
Neng… haha

…Dan ketika sakit
Masih puyeng neng, sini ibu kerikin
Udah makan neng?
Udah minum obat?
Dan berkali kali ngetuk pintu buat ngingetin sangking perhatiannya si ibu berhubung saat itu sedang sendirian karna izin sakit tidak ngantor.

Ibunya juga pawang kecoa, bisa banget nangkep kecoa dengan tangan kosong, dan baik banget kalo diminta bantuan. Awal ngekos ada beberapa kecoa yang membuat risih tapi untung ada ibu.

ibu sering banget kami repotin, seperti
Bu ada air panas?
Bentar neng ibu masakin dkompor.

Selain ibu, tetangga disekitaran kosan juga pada friendly banget, dijamin betah deh tinggal dilingkungan seperti ini padahal awalnya berfikiran kalo orang di kota besar itu individaul serta antipati terhadap tetangga namun apa yang kita rasakan satu bulan ini mematahkan stigma tersebut.

Haloo bu, tulisan ini saya dedikasikan sebagai bentuk terima kasih kita pada ibu yang sudah perhatian banget pada kami satu bulan ini teman cerita sekaligus paling suka bikin orang ketawa, tanggal 1 maret 2017 kami sudah terbang ke Jogja lagi pukul 18,00, tulisan ini dibuat agar kamar kosan yang kami tinggali saat ini lekas ada penggantinya yang baru ya bu. Sekaligus membantu orang-orang diluar sana yang sedang mencari kosan dikawasan bandara agar tidak mengalami drama panjang pencarian kosan seperti apa yang kami rasakan sebelumnya.

Berikut ini adalah fasilitas kamar kos, sedehana si namun sudah cukup buat kami yang anak magang ini untuk tinggal sementara, jadi bagi anda yang sedang mencari kosan disekitaran bandara mungkin bisa dijadikan referensi.


Gang masuk kosan


Fasilitas Tempat Tidur
Fasilitas Lemari

Fasilitas Kamar Mandi Dalam
Fasilitas Kipas Angin
          Fasilitas  lainnya adalah Rak Sepatu, sapu dan ember. Berhubung kami hanya tinggal dikosan selama satu bulan  ibunya pun membebaskan biaya listrik dan PAM.

Alamat Kos:
Jalan  Kober (Gang Depan Masjid Jami'Alhassaini)
Rawa Bokor, Tangerang

No HP :
A.n Hapsah (anak ibu kos)
089643743874 



Powered by Blogger.