[PUISI] Sepaham Kamu Pada Dirimu




Sampai detik ini berapa banyak postingan keluhan, Engkau Bagikan
Tanpa pertimbangan manfaat bagi yang melihatnya
Padahal kita Tau media sosial adalah dunia maya
Yang dapat diakses oleh siapa saja
Tua muda sama tak ada beda

Apa yang diharapkan?
Perhatian, diakui, atau ingin bahagia
Merasa puas ketika telah membaginya
Padahal kita tau, dunia sosial tak hanya milikmu
Tak bisakah? Ditahan sejenak untuk orang lain tau
Tentang duka mu yang kau buat lebih pelik dari masalahmu

Rasa khawatirku bahkan bukan untuk pembacanya
Melainkan penulis postingannya
Apakah, sekitarmu telah mengacuhkan hadirmu
Sebab gadget digengam selalu
Ataukah kamu merasa terabaikan
Oleh lingkungan yang tidak lagi memperdulikan

Jikalau keluhmu sedikit terarahkan
Mungkin postmu menjadi karya sastra yang bisa engkau ciptakan
Puluhan lembar bahkan ratusan
Maka, berhentilah share keluhanmu
Sebab orang lain tak terlalu ingin tahu

[PUISI] Keistiqomahan Tergadaikan


Kita manusia beragama
Yang keyakinannya adalah turunan orang tua
Maka tak jarang, pendirian mudah tergoyahkan
Oleh lembaran mata uang
Hijau, biru, merah yang bernilai ratusan

Saat dicela baru busung kan dada
Lantang membela ketika merasa dinista
Padahal selama ini, santai ketika ibadah ditunda
Berbuat baik harus ada imbalannya
Lupa berbagi atas sebagian harta
Alasannya, kebenaran perlu ditegakkan
Bagaimanapun caranya, meskipun sikap tak layak jadi cerminan

Mari mawas diri
Sudah seberapa cinta kita pada keyakinan sendiri
Berani unjuk diri, siap tampil jadi panutan
Sebab peristiwa triple angka
Adalah pengingat kita tentang sejauh mana
Bertahan disaat modernisasi negeri
Berhasil menggerus indentitas diri  setiap hari
Powered by Blogger.