[MyStory] KEMBALI KE TANAH RANTAU JOGJA


Rindu belum juga usai namun kenyataannya liburan tinggal menghitung hari, dan kembali dihadapkan pada realita untuk kembali melanjutkan studi di kota istimewa Yogyakarta.

Akhir-akhir ini seringkali terdengar berita duka dari berbagai grup yang aku ikuti, entah grup sekolah, kuliah, maupun beberapa organisasi yang memberikan berita seperti “Telah berpulang ke Rahmatullah keluarga (Ayah/Ibu)… dari teman kita bernama…”. Mengejutkan rasanya bagiku, dan bahkan diantaranya kepulangan tersebut tidak di sertai riwayat penyakit yang dimiliki. Seketika itu ucapan belasungkawa bergantian diucapkan secara terbuka bersama-sama dengan cara copy paste maupun dikirimkan secara pribadi. Mungkin dalam hal ini aku menjadi salah satu orang yang dianggap tidak peduli bukan berarti tak memiliki empati namun entah kenapa menurutku membaca ucapan belasungkawa tersebut sungguh menyayat hati, berbagai kata-kata menguatkan tentang kesabaran maupun ketabahan agar tegar tak tega aku membaca lalu mengirimkannya.

 Ada cara penguatan lain menurutku, selain langsung datang kerumah duka, mungkin memanjatkan do’a pada sang Pencipta adalah cara yang lebih baik dijadikan pilihan, sebab Ialah yang memiliki ketentuan untuk membolak-balikkan hati seseorang yang mungkin saat ini temanku tersebut hatinya sedang diliputi kesedihan yang tak kunjung usai pun dapat digantikan dengan kebahagian. Ketika bagian dari seseorang yang dicintai harus pergi selamanya dan hati yang diusahakan sekuat jiwa ragapun dikerahkan untuk mengikhlaskan, kesalutan aku berikan melihat ia yang sedang bersedih hatinya namun masih menyempatkan diri membalas ucapan bela sungkawa yang bermaksud menguatkan digrup yang ia ikuti.

Berbeda keadaan jikalau ucapan Selamat Ulang Tahun yang diberikan untuk seorang teman, jari jemariku dengan mudahnya menuliskan sebait Doa maupun pengharapan untuknya karna menurut budaya selama ini pertambahan usia adalah hal yang membahagiakan bagi sebahagian orang.

 Adanya kabar duka cita yang datang dalam waktu berdekatan, membuatku lebih sadar bahwa umur tak ada satupun yang mengetahui sampai kapan Tuhan memberikan kehidupan. Lantas, apa saja yang telah aku persiapkan? kemudian tertunduk lesu. Entah mengapa, seringnya membaca berita tersebut membuat hati berat meninggalkan rumah serta kembali ketanah rantau, tak menampik jika ada rasa khawatir ketika kepulanganku selanjutnya ada yang berkurang dari jumlah keluarga saat ini, khawatir tak mendengar canda tawa mereka nantinya, ataupun beradu argumen tentang artis layar kaca dan sebagainya.

Maka dari itu, setiap balik kerumah sebisa mungkin family time dengan keluarga, melihat aksi tak masuk akal dilayar kaca, ataupun membahas topik-topik ringan, dan sebisa mungkin menghindari intensitasku pada layar handphone yang sungguh menyita waktu meskipun disadari.

Mendengar cerewetnya emak, wejangan bapak, reseknya si adek, maupun religiusnya si abang benar-benar menjadi suatu hal yang aku syukuri hingga saat ini moment kebersamaan yang melebihi apapun itu, karna belum tentu ketika balik keperantauan nantinya intensitas komunikasi bisa sesering saat dirumah. Oleh karena itu, tak mudah menggadaikannya dengan kesibukan lain.

Belum lagi, beragam berita duka yang kudapatkan sudah tentu kembali menyadarkan diri bahwa orang tua tak lagi muda beragam kerutan menghiasi wajah beliau berdua, keluhan beragam penyakit pun sering terdengar ditelinga entah pegal linu, asam urat, pusing dan sebagainya.

Meskipun usia sudah masuk kepala dua, tetap saja kekhawatiran menghinggapiku kembali tentang bapak mamak yang akan semakin tua, melihat rambut hitamnya yang memudar bewarna keputihan, jalannya yang semakin melambat, meskipun begitu doanya tak pernah lupa selalu mengalir untuk anak-anaknya termasuk aku putri satu-satunya.

 Harapanku saat ini mungkin teramat sederhana bisa terus dapat merasakan senyum, tawa, marah, maupun cerewet keduanya lama-lama seperti tahun-tahun sebelumnya ketika datang kembali saat dimana mudik tiba, itu saja. Sebab, suksesku terasa tak lengkap tanpa beliau berdua “Orang Tua”.
Powered by Blogger.